PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebuah peradaban akan menurun apabila terjadi demoralisasi
pada masyarakatnya. Banyak pakar, filsuf, dan orang-orang bijak yang mengatakan
bahwa faktor moral (akhlak) adalah hal utama yang harus dibangun terlebih
dahulu agar bisa membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera.
Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh orang tua kepada
anak-anak kita. Nilai-nilai moral kepada anak-anak kita. Nilai-nilai moral yang
ditanamkan akan membentuk karakter (akhlak mulia) yang merupakan pondasi
penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera.
Karakter yang
berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa
kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa
kegagalan penanaman karakter sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang
bermasalah dimasa dewasanya kelak. Selain itu, menanamkan moral kepada generasi
muda adalah usaha yang strategis. Oleh karena itu penanaman moral melalui
pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anak adalah kunci utama untuk
membangun bangsa.
1.2. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan. Adapun beberapa
masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1. Apa pengertian pendidikan
karakter itu?
2. Bagaimana pendidikan karakter
di sekolah dasar itu?
3. Apa pentingnya pendidikan
karakter di sekolah dasar?
4. Apa prinsip pendidikan
karakter di sekolah dasar?
5. Apa dampak pendidikan
karakter di sekolah dasar?
6. Bagaimana peran guru dalam
pendidikan karakter di sekolah dasar?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah
diatas, maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pengertian pendidikan karakter.
2. Menjelaskan bagaimana pendidikan karakter disekolah dasar.
3. Menjelaskan tentang pentingnya pendidikan karakter.
4. Menjelaskan tentang prinsip pendidikan karakter di sekolah dasar.
5. Menjelaskan tentang dampak pendidikan karakter di sekolah dasar.
6. Menjelaskan peran guru dalam pendidikan karakter di sekolah dasar.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
2.1. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan
adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat
sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan
sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai
sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak
harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi
kemanusiaan itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal paling mendasar, yaitu:
1. Afektif yang tercermin pada
kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur serta
kepribadian unggul, dan kompetensi estetis.
2. Kognitif yang tercermin pada
kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Psikomotorik yang tercermin pada
kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi
kinestetis.
2.2. Pendidikan
Karakter di Sekolah Dasar
Faktor kelurga sangat
berperan dalam membentuk karakter anak. Namun kematangan emosi social ini
selanjutnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah sejak usia dini sampai
usia remaja. Bahkan menurut Daniel Goleman, banyaknya orang tua yang gagal
dalam mendidik anak-anak, kematangan, emosi sosial anak dapat dikoreksi dengan
memberikan latihan pendidikan karakter kepada anak-anak di sekolah terutama
sejak usia dini.
Sekolah adalah tempat
yang strategis untuk pendidikan karakter karena anak-anak dari semua lapisan
akan mengenyam pendidikan di sekolah. Selain itu anak-anak menghabiskan
sebagian besar waktunya di sekolah, sehingga apa yang didapatkannya di sekolah
akan mempengaruhi pembentukan karakternya.
2.3. Pentingnya
Pendidikan Karakter di Usia Sekolah Dasar
Pendidikan karakter
pada anak usia sekolah dasar, dewasa ini sangat diperlukan dikarenakan saat ini
Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa.
Karakter di sini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, bepikir, bersikap, dan
bertindak. Kebajikan tersebut berupa Sejumlah nilai moral, dan norma, seperti
jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat pada orang lain, disiplin,
mandiri, kerja keras, kreatif.
Pendidikan karakter di
nilai sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini karena pendidikan
karakter adalah proses pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai,
sikap, dan perilaku yang memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Nilai-nilai
positif dan yang seharusnya dimiliki seseorang menurut ajaran budi pekerti yang
luhur adalah amal saleh, amanah, antisipatif, baik sangka, bekerja keras,
beradab, berani berbuat benar, berani memikul resiko, berdisiplin, berhati
lapang, berhati lembut, beriman dan bertaqwa, berinisiatif, berkemauan keras,
berkepribadian, berpikiran jauh ke depan, bersahaja, bersemangat, bersifat
konstruktif, bersyukur, bertanggung jawab, bertenggang rasa, bijaksana, cerdas,
cermat, demokratis, dinamis, efisien, empati, gigih, hemat, ikhlas, jujur,
kesatria, komitmen, kooperatif, kosmopolitan (mendunia), kreatif, kukuh hati,
lugas, mandiri, manusiawi, mawas diri, mencintai ilmu
2.4. Prinsip Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar
Langkah terakhir
adalah dengan memperhatikan prinsip-prinsip penerapan pendidikan karakter.
Character Education Quality Standards merekomendaikan sebelas prinsip untuk
mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, sebagai berikut:
1. Mempromosikan nilai-nilai dasar
etika sebagai basis karakter.
2. Mengidentifikasikan karakter
secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku.
3. Mengguanakan pendekatan yang
tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.
4. Menciptakan komunitas sekolah
yang memiliki kepedulian.
5. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan perilaku yang baik.
6. Memiliki cakupan terhadap
kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua siswa, membangun
karakter mereka dan membantu mereka untuk sukses.
2.5. Dampak Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar
Beberapa
penelitian bermunculan dari beberapa penemuan penting mengenai hal ini
diterbitkan oleh sebuah buletin, Character Educator, yang diterbitkan oleh
Character Education Partnership.
Dalam buletin tersebut diuraikan
bahwa hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri-St. Louis,
menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik
pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang
secara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter menunjukkan adanya
penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat
keberhasilan akademik.
2.6. Peran Guru dalam Pengembangan
Karakter di Sekolah Dasar
Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), yang kemudian diimplementasikan menjadi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), merupakan kurikulum yang dirancang untuk
memberikan peluang seluas-luasnya bagi sekolah dan tenaga pendidik untuk
melakukan praktik-praktik pendidikan dalam rangka mengembangkan semua potensi
yang dimiliki peserta didik, baik melalui proses pembelajaran di kelas maupun
melalui program pengembangan diri (ekstrakurikuler). Pengembangan potensi
peserta didik tersebut dimaksudkan untuk memantapkan kesadaran diri tentang
kemampuan atau life skill terutama kemampuan personal (personal skill) yang
dimilikinya. Termasuk dalam hal ini adalah pengembangan potensi peserta didik
yang berhubungan dengan karakter dirinya.